Anggota DPRD Sumenep, Nurussalam, Minta Pemerintah Serius Lestarikan Kesenian Topeng

oleh
Nurussalam, Anggota DPRD Sumenep, saat melihat Pembuatan Topeng di Desa Marengan Daya Sumenep.

Penamadura.com, Sumenep 05 November 2018 – Pengrajin topeng mengeluhkan minimnya perhatian pemerintah untuk melestarikan kesenian budaya topeng di Kabupaten Sumenep, Madura, jawa timur, Sementara itu anggota DPRD Sumenep, Nurussalam, meminta Pemerintah serius memperhatikan nasib kesenian topeng dengan membentuk kelompok pengrajin topeng.

Pada jaman kerajaan hingga jaman orde baru, kesenian budaya topeng merupakan salah satu kesenian kebanggaan pemerintah, terbukti setiap even besar kenegaraan kesenian topeng selalu di tampilkan untuk menyambut kunjungan tamu kenegaraan, sebab pesan-pesan moral penguasa kepada rakyatnya selalu disampaikan melalui pertunjukan kesenian topeng.

“Kesenian topeng selalu dijadikan sarana untuk menyampaikan pesan moral penguasa kepada rakyat atau sebaliknya” kata Ahmad, pengrajin topeng Sumenep.

Namun pada era pemerintahan sekarang, kesenian budaya topeng nyaris tidak mendapatkan panggung, sebab setiap ada kegiatan pesta kenegaraan pemerintah selalu menampilkan kesenian modern, seperti dangdut atau orkes, tapi katanya pemerintah mau melestarikan kesenian topeng tradisional.

“sekarang kalau ada pesta atau kegiatan Pemerintah selalu mendahulukan kesenian modern dangdut atau orkes, katanya mau melestarikan kesnian topeng tapi mana” kata Ahmad, dengan nada heran.

Anggota DPRD Sumenep, Nurussalam, berharap Pemerintah melalui Dinas Kebudayaan dan Parisiwata serius melestarikan kesenian tradisional seperti topeng yang memang memiliki sejarah penting dalam pembangunan edukasi di duania kesenian bangsa Indonesia.

“kita melalui Dinas Pariwisata sebetulnya berharap dilakukan pembinaan baik dari sisi para pengrajin topeng itu sendiri maupun dari sisi para pelaku topeng dalang” kata Oyock, panggilan akrab Nurussalam, Senin (05/11/2018).

Kalau pemerintah sudah benar-benar ingin melestarikan kesenian budaya topeng, maka para pengrajin topeng yang ada saat ini bisa dijadikan Pembina terhadap kelompok-kelompok pengrajin topeng maupun pelaku kesenian topeng, sehingga topeng di Sumenep tetap hidup dan terus berkembang.

“harapan saya bagaimana topeng ini bisa diminati oleh masyarakat kemudian ada kelompok pengrajin dan yang sudah lama seperti pak Ahmad ini akan bisa membina pengrajin yang lain,” kata Oyock, harapnya.

Ahmad, warga desa Marengan Daya Kalianget, sudah menjadi pengrajin topeng sejak puluhan tahun lalu meneruskan warisan dari orang tuanya sebagai pengrajin sekaligus pemain topeng dalang di Sumenep, Madura jawa timur.Man/Ema

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *