Pena Madura, Sumenep, 17 Januari 2019 – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sumenep dari Kepulauan Kangean, mendesak operator agar Kapal Motor Penumpang (KMP) Dharma Bahari Sumekar (DBS) III segera dioperasikan.
Hal ini karena hampir setengah tahun setelah dilaunching pada bulan Agustus 2018 lalu, belum juga melayani angkutan penumpang reguler ke kepulauan. Saat ini, kapal milik Pemkab Sumenep yang katanya tahan ombak itu hanya parkir di perairan dekat Pelabuhan Kalianget. Sesekali terlihat dari randor kapal ada beberapa warga yang sedang memancing.
Desakan ini disampaikan Moh. Sukri, legilator dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Menurutnya, kapal baru yang pembuatannya memakan biaya hingga 39 miliar itu, diharapkan mampu mengatasi permasalahan transportasi warga kepulauan, mulai dari penumpang overload hingga penumpang terlantar akibat cuaca buruk.
“Saya secara pribadi dan atas nama warga Kangean, berharap besar dengan adanya kapal DBS III ini. Selama ini transportasi ke kepulauan sering bermasalah. Penumpang overload dan warga kepulauan terbengkalai,” katanya. Kamis (17/01/2019).
Tidak beroperasinya kapal DBS III, memunculkan kekecewaan baik bagi dirinya maupun warga kepulauan. Bahkan tidak sedikit warganya yang mempertanyakan kenapa operator dalam hal ini PT. Sumekar hingga kini belum juga mengoperasikan kapal yang sangat dibutuhkan itu.
“Operator harus secepatnya mengambil langkah-langkah. Saya sudah sering di telepon masyarakat mempertanyakan kapal DBS III. Dari awal sebelum kapal itu dibawa ke Sumenep, kami sudah mewanti-wanti secepatnya berkas-berkas pengoperasian diurus, namun nyatanya sampai sekarang belum,” tambahnya.
Menurut seketari DPC PPP Sumenep itu, jika kapal tersebut lama tidak dioperasikan akan rentan pada kerusakan akibat terlalu lama diendapkan di pelabuhan.
“PT. Adiluhung pembuat kapal dari awal mengingatkan kita, jika tidak dioperasikan dan diendapkan lama itu tidak baik. Akan berakibat pada kelayakan dan kapal itu akan rentan kerusakan,” jelas Sukri.
Ia berharap kapal itu bisa segera beroperasi agar keberadaan kapal yang dibuat dengan biaya mahal tidak sia-sia dan masyarakat kepualuan bisa menikmati.
“Tolong kepada PT. Sumekar segera operasikan. Segera ambil langkah, ditangani dan evaluasi apa yang menjadi kendala. Apalagi sekarang sudah dilantik direktur baru, secepatnya lah dilakukan,” desaknya.
Anggota Komisi III itu menambahkan, dibauatnya kapal DBS III itu, sebenarnya merupakan respon dari Pemerintah Kabupaten Sumenep agar cuaca buruk yang selama ini menyebabkan penumpang terlantar, bisa segera diatasi dengan kapal itu.
“Kita mendorong pemerintah agar tidak lagi ada keluhan dari masyarakat kepulauan terkait transportasi laut. Makanya kapal itu dibuat,” katanya lagi.
Bahkan saat proses pembuatannya, komisinya sudah menanyakan apakah kapal itu bisa berlayar saat cuaca buruk. Menurut penjelasan PT. Adiluhung kapal DBS III tetap mampu berlayar asal ombaknya tidak terlalu tinggi. (Emha/Man).