Penamadura.com, Sumenep 08 Sumenep 20265 — Konferensi Cabang (Konfercab) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep tahun 2025 resmi digelar di Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-Guluk, Ahad (07/12/2025). Agenda lima tahunan ini dihadiri sejumlah kiai, ulama, dan pengurus NU dari berbagai tingkatan, mulai dari cabang hingga ranting.
Dalam sambutannya, Ra’is Surya PBNU sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Annuqayah, Prof. Dr. Abd A’la Basyir, menegaskan kembali hakikat seorang pemimpin dalam organisasi keagamaan maupun sosial. Menurutnya, pemimpin dalam tradisi Nahdlatul Ulama bukanlah sosok yang harus dilayani, melainkan khadimul ummah—pelayan umat.
“Pemimpin itu hakikatnya adalah pelayan umat,” tegas Prof. Dr. Abd A’la di hadapan ratusan peserta Konfercab.
Beliau mengingatkan seluruh pengurus NU, baik di tingkat cabang, MWC, hingga ranting agar menguatkan kembali orientasi pengabdian dan pelayanan sosial-keagamaan. Semangat melayani masyarakat, kata beliau, adalah nilai utama yang harus dijaga oleh setiap kader dan pemegang amanah organisasi.
Selain menyoroti peran pemimpin, Prof. A’la juga menyampaikan pentingnya literasi informasi di tengah maraknya penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI). Ia meminta peserta Konfercab agar mampu menghasilkan gagasan, program, dan dokumen organisasi yang lahir dari kreativitas asli, bukan sekadar produk instan dari teknologi AI.
“Saya berharap konferensi ini dapat menghasilkan literasi yang nyata melalui kreasi peserta sendiri dan tidak bergantung pada AI” ujarnya.
Menurut Prof. A’la, teknologi memang bermanfaat, namun harus digunakan dengan bijak dan tidak menggantikan proses intelektual serta tradisi berpikir kritis yang menjadi ciri khas kader NU.
Konfercab PCNU Sumenep 2025 ini diharapkan menjadi momentum konsolidasi organisasi serta penguatan peran NU di tengah masyarakat, terutama dalam bidang pelayanan sosial, pendidikan, dan keumatan. Selain pembahasan program, kegiatan ini juga akan menentukan arah kebijakan organisasi untuk lima tahun ke depan.
Acara berlangsung khidmat dan antusias, mencerminkan semangat persatuan dalam membangun NU Sumenep yang lebih berdaya dan melayani umat secara nyata.
Abd A’la Basyir, menegaskan kembali hakikat seorang pemimpin dalam organisasi keagamaan maupun sosial. Menurutnya, pemimpin dalam tradisi Nahdlatul Ulama bukanlah sosok yang harus dilayani, melainkan khadimul ummah—pelayan umat.
“Pemimpin itu hakikatnya adalah pelayan umat,” tegas Prof. Dr. Abd A’la di hadapan ratusan peserta Konfercab.
Beliau mengingatkan seluruh pengurus NU, baik di tingkat cabang, MWC, hingga ranting agar menguatkan kembali orientasi pengabdian dan pelayanan sosial-keagamaan. Semangat melayani masyarakat, kata beliau, adalah nilai utama yang harus dijaga oleh setiap kader dan pemegang amanah organisasi.
Selain menyoroti peran pemimpin, Prof. A’la juga menyampaikan pentingnya literasi informasi di tengah maraknya penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI). Ia meminta peserta Konfercab agar mampu menghasilkan gagasan, program, dan dokumen organisasi yang lahir dari kreativitas asli, bukan sekadar produk instan dari teknologi AI.
“Saya berharap konferensi ini dapat menghasilkan literasi yang nyata melalui kreasi peserta sendiri dan tidak bergantung pada AI,” ujarnya.
Menurut Prof. A’la, teknologi memang bermanfaat, namun harus digunakan dengan bijak dan tidak menggantikan proses intelektual serta tradisi berpikir kritis yang menjadi ciri khas kader NU.
Konfercab PCNU Sumenep 2025 ini diharapkan menjadi momentum konsolidasi organisasi serta penguatan peran NU di tengah masyarakat, terutama dalam bidang pelayanan sosial, pendidikan, dan keumatan. Selain pembahasan program, kegiatan ini juga akan menentukan arah kebijakan organisasi untuk lima tahun ke depan.
Acara berlangsung khidmat dan antusias, mencerminkan semangat persatuan dalam membangun NU Sumenep yang lebih berdaya dan melayani umat secara nyata.(man/red)





