Pena Madura, Sumenep, 8 Oktober 2025 –Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep terus mempercepat proses rehabilitasi rumah warga yang rusak akibat gempa bumi bermagnitudo 6,5 yang mengguncang Pulau Sapudi beberapa waktu lalu. Fokus utama saat ini adalah mempercepat pemulihan melalui kolaborasi erat antara warga dan aparatur pemerintah setempat.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumenep, Ach Laili Maulidi, mengungkapkan bahwa gotong royong menjadi kunci utama dalam mempercepat pemulihan pascabencana. Keterlibatan aktif masyarakat bersama aparat desa hingga kecamatan dinilai sangat membantu dalam mempercepat pembangunan kembali rumah-rumah yang rusak.
“Kebutuhan paling mendesak saat ini adalah material dan dana pembangunan. Tapi sebelum dana dari APBD bisa dicairkan, gotong royong jadi kekuatan utama kami,” ujar Laili, Rabu (8/10).
Masa tanggap darurat yang semula ditetapkan selama tujuh hari kini diperpanjang menjadi 14 hari. Perpanjangan ini dimaksudkan agar tim di lapangan memiliki waktu lebih untuk melakukan asesmen terhadap kerusakan yang terjadi, baik pada rumah warga maupun fasilitas umum.
Selama masa tanggap darurat, penggunaan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) masih belum dapat dilakukan, sesuai dengan regulasi yang berlaku. Oleh karena itu, Pemkab Sumenep memaksimalkan kekuatan sosial masyarakat melalui kerja bakti dan gotong royong.
“Ini bukan hanya tentang membangun rumah. Ini tentang membangun kembali semangat masyarakat yang sempat terguncang akibat bencana,” tambah Laili.
Ia juga menyampaikan bahwa rumah-rumah dengan kategori kerusakan ringan hingga sedang ditargetkan bisa segera ditempati kembali. Hal ini diharapkan bisa mempercepat pemulihan kehidupan sosial ekonomi warga.
Pemkab Sumenep juga memastikan pendampingan terhadap warga terdampak akan terus dilakukan hingga proses rehabilitasi tuntas. Setelah masa tanggap darurat berakhir, bantuan dari pemerintah provinsi dan pusat akan mulai disalurkan sesuai prosedur yang berlaku.
Dengan semangat kebersamaan dan solidaritas yang tinggi, diharapkan kehidupan masyarakat di Pulau Sapudi dapat segera pulih, bahkan lebih kuat dari sebelumnya. (Red/Emha)





