Dukung Prabowo, Said Abdullah Tegaskan Pentingnya Doktrin Pertahanan Semesta

oleh
Kemandirian Industri Pertahanan dan Lambatnya Proyek KF-21

Pena Madura, Nasional, 6 Oktober 2025 – Ketua DPP PDI Perjuangan, MH. Said Abdullah, menegaskan pentingnya mempertahankan doktrin pertahanan semesta sebagai fondasi utama ketahanan nasional Indonesia di era global yang penuh tantangan multidimensi.

Menurut Said, meski zaman telah berubah, prinsip pertahanan semesta yang digagas oleh Jenderal Besar AH Nasution tetap relevan. Doktrin ini menekankan keterlibatan seluruh elemen bangsa termasuk rakyat sipil dan sumber daya nasional dalam mendukung kekuatan utama pertahanan dan keamanan yang diemban TNI dan Polri.

“Di tengah ancaman yang kini tidak hanya bersifat militer konvensional, melainkan juga menyentuh ranah politik, ekonomi, budaya, hingga siber, partisipasi aktif masyarakat dan profesional di berbagai bidang sangat dibutuhkan,” ujar Said dalam pernyataan resminya, Senin (6/10).

Said menyoroti bahwa dalam menghadapi perang non-konvensional, kemampuan TNI dan Polri memiliki keterbatasan. Oleh sebab itu, kolaborasi lintas sektor menjadi kunci dalam memperkuat daya tahan nasional secara menyeluruh.

MEF dan Modernisasi TNI Tetap Prioritas

Dalam kesempatan itu, Said juga menekankan pentingnya pemenuhan kekuatan pokok minimum atau Minimum Essential Force (MEF). Ia menilai bahwa kekuatan konvensional masih relevan sebagai tulang punggung pertahanan, sekalipun medan perang kini bersifat multifront.

Ia mengapresiasi langkah konkret Presiden Prabowo Subianto selama menjabat sebagai Menteri Pertahanan, terutama dalam memperkuat struktur organisasi militer melalui pembentukan satuan-satuan baru di lingkungan TNI.

“Sejak menjabat Menhan, Pak Prabowo telah membentuk enam Kodam, 14 Komando Daerah AL, tiga Komando AU, serta memperkuat pasukan elite seperti Kopassus dan Korps Pasukan Gerak Cepat,” ungkapnya.

Dorong Kemandirian Industri Pertahanan

Said juga menyoroti pentingnya membangun industri pertahanan nasional yang mandiri. Ia menyebut PT PAL dan PT Pindad sebagai contoh perusahaan strategis yang perlu terus didukung dan dikembangkan.

“PT PAL mampu membangun kapal perang, dan PT Pindad memproduksi senapan, tank, hingga artileri berat. Ini adalah aset penting yang harus terus kita perkuat,” katanya.

Ia juga menyinggung proyek kerja sama Indonesia-Korea Selatan dalam pengembangan jet tempur generasi 4.5, KAI KF-21 Boramae. Meski prototipenya telah selesai, Said menyayangkan lambannya progres proyek tersebut.

Komitmen DPR Dukung Anggaran Pertahanan

Sebagai Ketua Badan Anggaran DPR RI, Said Abdullah memastikan dukungan parlemen terhadap penguatan alokasi anggaran pertahanan. Namun, ia mengakui bahwa keterbatasan fiskal masih menjadi tantangan.

“Anggaran pertahanan Indonesia saat ini berada di peringkat 29 dunia menurut Global Firepower, bahkan masih di bawah Singapura. Ke depan, ini harus kita benahi agar target MEF bisa tercapai,” jelasnya.

Profesionalisme TNI Jadi Pilar Utama

Menutup pernyataannya, Said menegaskan bahwa profesionalisme TNI tetap menjadi pilar utama dalam menjaga kedaulatan dan stabilitas bangsa. Ia mengapresiasi sistem meritokrasi yang diterapkan di tubuh TNI.

“TNI dibangun atas dasar prestasi dan disiplin. Netralitas dalam politik praktis serta kemampuan tempur yang unggul harus terus dijaga,” tuturnya.

Said pun menyampaikan ucapan selamat HUT ke-80 untuk Tentara Nasional Indonesia (TNI). “Dirgahayu TNI ke-80. Jadilah garda terdepan dan patriot bangsa yang gagah berani,” pungkasnya. (Red/Emha)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *