Pena Madura, Sumenep, 27 Mei 2025 – Sebuah video berdurasi hampir tiga menit yang memperlihatkan kericuhan di ruang guru SDN Duko 1, Kecamatan Arjasa, Pulau Kangean, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, viral di media sosial. Insiden ini terjadi pada Senin (26/5/2025) sekitar pukul 08.30 WIB.
Dalam video tersebut, tampak seorang pria yang mengaku sebagai anggota Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Bidik datang ke sekolah dan langsung menginterogasi pihak guru terkait dugaan penyalahgunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang disebut mencapai belasan juta rupiah.
Suasana tegang tidak terhindarkan ketika pria itu menggebrak meja dan melontarkan tudingan keras kepada para guru. Ia bahkan menantang dengan provokatif, “Ayo pukul saya, pukul!”, sambil mencoba menyentuh beberapa guru di hadapannya.
Keributan makin memanas hingga akhirnya sejumlah guru mendorong pria tersebut keluar dari ruang guru untuk meredakan situasi. Kejadian itu berlangsung di hadapan sejumlah siswa yang masih berada di lingkungan sekolah.
Menanggapi kejadian ini, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep, Agus Dwi Saputra, menyayangkan tindakan oknum LSM tersebut. Ia menegaskan bahwa semua pihak diharapkan bisa menyampaikan aspirasi dengan cara yang baik.
“Namanya bertamu sebaiknya datang dengan sopan, menyampaikan maksud dan tujuan secara santun. Kami terbuka terhadap pengawasan, tapi bukan dengan gertak-gertak meja seperti itu. Itu tidak elok, apalagi dilakukan di lingkungan sekolah,” ujarnya, Selasa (27/5/2025).
Agus menambahkan bahwa Dinas Pendidikan selalu membuka ruang dialog bagi masyarakat maupun lembaga yang ingin memberikan masukan atau mempertanyakan pengelolaan dana pendidikan.
“Semua bisa dibicarakan dengan baik. Jangan sampai tindakan seperti ini memberi contoh buruk, terutama bagi anak-anak yang saat itu masih berada di sekolah,” tegasnya.
Pihak sekolah hingga kini belum memberikan pernyataan resmi, namun situasi sudah kembali kondusif. Kasus ini juga tengah dalam penanganan pihak berwenang untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang. (Red/Emha)





