Ibu Muda ini Tipu Puluhan Warga dengan Modus Sembako Murah

oleh

Pena Madura, Sumenep, Jum’at 02 Maret 2018 –  Aksi penipuan berkedok sembako murah yang dilakukan oleh seoang ibu muda “NE” (29), warga Desa Pandian, Kecamatan Kota Sumenep, Madura, Jawa Timur, tergolong licin mengelabuhi para nasabahnya.

Puluhan ibu-ibu yang menjadi korbannya mengaku kaget dan tidak menyangka pelaku yang dikenal kalem dan ramah itu tega melakukan penipuan. Dana korban yang mayoritas tetangga dekatnya sendiri nilainya mencapai 1 miliar lebih.

Modus jual beli sembako murah tersebut sudah berlangsung sekitar empat bulan lalu atau pertengahan tahun 2017. Sembako yang ditawarkan pelaku harganya sangat murah di banding harga pasar, seperti beras, minyak goreng dan kebutuhan sehari-hari lainnya, sehingga warga banyak yang tertarik.

“Harganya jauh lebih murah dari harga di toko, makanya warga banyak yang heran kok bisa lebih murah”, kata Wiwik (45), salah satu korban penipuan warga Pandian Sumenep, Jum’at (02/3/2018).

Untuk memuluskan bisnis liciknya tersebut, pelaku meminta warga yang ingin membeli sembako agar menyetor uang diawal, beberapa hari kemudian barang yang dipesan baru datang.

Selama tiga bulan pertama, aktivitas jual beli sembako berjalan mulus, pesanan selalu datang sesuai waktu yang di janjikan oleh pelaku. Namun pada bulan desember 2017 lalu, barang yang dipesan warga sering telat datangnya.

Setelah ditanya oleh para pelanggannya, pelaku mengaku barang lagi kosong sehingga harus nunggu. beberapa hari kemudian, pelaku tiba-tiba kabur dari rumahnya. Saat dihubungi nomornya tidak aktif, sehingga para pelanggannya curiga, dan ketika ditanya kepada keluarganya mereka tidak tahu.

Kabar penipuan tersebut terus ramai jadi perbincangan warga, bahkan sampai ke media sosial juga ramai jadi pembincangan, sebab pelanggannya yang  sudah setor uang dan belum terima barang jumlahnya cukup banyak.

Untuk nominal yang disetor warga berfariasi, mulai jutaan hingga puluhan juta rupiah. Akhirnya Kepolisian Sektor Kota Sumenep turun ke lapangan melakukan penyelidikan.

“korbannya yang kami catat sekitar 80 orang dengan kerugian bervariasi kalau di total mungkin 800 jutaan yang belum terbayar”, kata Akp. Widiarti, Kapolsek Kota Sumenep.

Setelah dilakukan koordinasi dengan keluaganya, ternyata keluarganya kooperatif dan mendatangkan pelaku untuk dipertemukan dengan para korban dengan di mediasi Polres Sumenep.(Man/EmHa).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *