Penamadura.com, Sumenep 01 Februari 2019 – Lima orang Nelayan asal Kecamatan Dungkek Kabupaten Sumenep, Madura Jawa Timur, pergi melaut sejak 14 Desember 2018 lalu, para nelayan terakhir memberi kabar keluarganya sedang berada di Pulau Kangean 28 Januari 2018 setelah itu tidak kabar lagi sampai sekarang.
Sa’uda (25), salah satu keluarga Nelayan asal Desa Romben Barat Kecamatan Dungkek mengatakan biasanya keluarganya selalu member kabar setiap hari ada dimana, kabar terakhir yang diterima para nelayan berada di Pelabuhan Takat Kecamatan Kangayan Pulau Kangean.
“Tanggl 28 januari kemaren bilangnya ada di Pulau Kangean mau pulang tapi masih nunggu angin reda,” kata Sauda, keluarga salah satu nelayan, Jum’at (01/02/2019).
Menurutnya, lima nelayan tersebut pergi melaut pada 14 Desember 2018 tahun lalu, mereka mencari ikan atau numpo ke daerah perairan Pulau Kangean dan Sapeken, kadang satu bulan baru kembali kadang lebih satu bulan baru pulang.
“Kalau melaut biasanya satu bulan kadang satu bulan lebih baru pulang, mereka berlima satu perahu,” terang Sauda.
Kelima Nelayan adalah, 1. SA’A (Romben Barat), 2. Mukhlis (Romben Barat), 3. Matra’e (Romben Barat), 4. Niatun (Romben Barat) dan 5. Sahnari (Candi) Kecamatan Dungkek Sumenep.
Pihak keluarga terus mencoba menghubungi nomor telpon para nelayan tersebut, namun tidak bisa terhubung, padahal biasaya perjalanan laut dari Pulau Kangean ke Pelabuhan Dungkek itu paling sehari sudah sampai, tapi sampai empat hari tidak sampai juga, sehingga membuat keluarganya cemas dan melaporkan kejadian tersebut kepada aparat desa dan Kecamatan setempat.
“Saya dapat kabar dari aparat Desa bahwa ada lima nelayan hilang kontak, saya kemudian menghubungi Polsek, TNI, Bakamla dan BPBD untuk melakukan pencarian,” kata Hero Santoso, Camat Dungkek.
Sejumlah pihak sudah mengabarkan hilangnya lima nelayan tersebut dan memberitahukan kepada pihak terkait seperti sahbandar di semua kepulauan di Sumenep, namun kesulitan karena titik koordinat para nelayan tidak diketahui, karena saat terakhir di hubungi keluarganya terdengar suara mesin perahu seperti dalam perjalanan pada 28 Januari 2019 kemaren.Man/Emha